Gambar di atas yaitu kepingan 100 Gulden 1938 atau yang sering dikenal sebagai seri wayang. Kondisi uang sudah tidak terlalu baik, semua sudut tumpul, robek pada bekas lipatan, warna bab kanan yang memudar dan bercak kotoran pada sisi kiri bawah. Tampak kertas sudah menipis dan tidak crisp lagi. Perkiraan kondisi sekitar Fine.
Tetapi ada satu hal yang sangat menarik dari kepingan ini. Coba teman-teman perhatikan prefixnya, yaitu IR. Apa yang menarik dari prefix IR tersebut? Mari kita bahas bersama.
Sebagaimana kita ketahui prefix seri wayang merupakan lanjutan dari seri sebelumnya yaitu seri JP Coen. Perhatikan kedua gambar di atas :
Prefix IP adalah kepingan 100 Gulden JP Coen
Prefix IQ sebagaimana kita ketahui tidak dipergunakan
Prefix IR adalah milik kepingan 100 Gulden wayang
Kesimpulan yang sanggup kita tarik :
Prefix IP sangat mungkin merupakan prefix penutup (LAST PREFIX) dari kepingan 100 Gulden JP Coen, sedangkan prefix IR kemungkinan besar merupakan prefix pertama (FIRST PREFIX) dari kepingan 100 Gulden wayang.
Karena itu walaupun kepingan 100 Gulden wayang tersebut berkondisi tidak terlalu baik, tetapi mempunyai sesuatu yang sangat istimewa yaitu FIRST PREFIX. Artinya uang tersebut merupakan kepingan 100 Gulden wayang pertama yang diedarkan. Kalau diumpamakan dengan uang modern maka kurang lebih sama dengan prefix AAA.
Setelah prefix IR, tentu berlanjut ke IS, IT dan seterusnya hingga dengan IZ. Pertanyaan berikutnya sesudah prefix I habis terpakai maka apa prefix selanjutnya? Apakah JA? Untuk itu mari kita lihat bersama gambar di bawah ini......
Gambar menampilkan 2 lembar kepingan 100 Gulden wayang.
1. Prefix IX bertanggal 14 Februari 1938
2. Prefix KA bertanggal 17 Februari 1938
Mari kita coba urutkan :
IX tanggal 14 Februari 1938
IY tanggal 15 Februari 1938
IZ tanggal 16 Februari 1938
KA tanggal 17 Februari 1938
Ternyata urutan yang kita buat cocok!
Kesimpulan yang sanggup kita tarik adalah prefix J tidak dipergunakan.
Setelah IZ yang bertanggal 16 Februari 1938 ternyata eksklusif melompat ke KA yang bertanggal 17 Februari 1938.
Setelah prefix K habis terpakai (KZ), ternyata masih berlanjut ke prefix selanjutnya yaitu LA. Dan dari puluhan lembar uang yang telah aku data, prefix terakhir yang berhasil aku temukan adalah LZ. Sampai ketika ini aku belum pernah menemukan atau mendengar adanya prefix yang berawalan M.
Berdasarkan data-data tersebut maka sanggup disusun suatu tabel induk yang berisi jenis prefix dan tanggal cetaknya ibarat yang sanggup dilihat di bawah ini:
KETERANGAN :
1. Wayang 100 Gulden hanya terdiri dari 3 prefix yaitu Ix, Kx dan Lx. Prefix I hanya 9 jenis (IR-IZ) sedangkan K dan L terpakai semua kecuali J dan Q
2. Belum ditemukan prefix yang berawalan M
3. Tanggal cetak berkisar dari 7 Februari 1938 hingga dengan 22 April 1939, kesudahannya uang ini hanya terdapat satu jenis tanda tangan yaitu JC van Waveren - Buttingha Wichers yang menjabat sebagai Secretaris dan President DJB pada tahun 1937-1939.
4. Terdapat masa kosong selama 1 tahun antara prefix LT sampai dengan LV, tetapi dimana peralihannya masih belum jelas. Mohon dukungan teman-teman.
5. Bila diasumsikan semua prefix di atas terpakai, dan juga semua nomor seri dari 00001 hingga dengan 09999 terpakai maka kita sanggup menghitung asumsi jumlah populasi uang ini, yaitu :
57 prefix (9 + 24 + 24) x 9999 = 569.943 lembar, atau genapkan saja sekitar 570 ribu lembar. Jumlah tersebut kurang lebih hanya 1/3 dari jumlah kepingan yang sama seri JP Coen. Tidak heran harga kepingan ini jauh lebih mahal dibandingkan kepingan 100 Gulden JP Coen.
6. Perbandingan antara cetakan tahun 1938 tidak sebanding dengan yang bertahun 1939, perbandingannya sekitar 12 : 1. Mungkin alasannya yaitu ketidaktahuan maka hingga ketika ini tidak ada perbedaan harga antara keduanya tetapi jikalau dilihat dari perbandingan yang tidak seimbang tersebut, kepingan yang bertahun 1939 seharusnya berharga jauh lebih mahal.
Dengan mempelajari data dan tabel di atas, maka kini kita mempunyai pengetahuan yang cukup memadai wacana prefix dan tanggal cetak kepingan 100 Gulden wayang. Untuk mempraktekkannya mari kita coba melihat pola yang aku ambil dari salah satu balai lelang, tentunya dengan seizin pemilik barang.
Perhatikan uang di atas dengan baik.
Prefix uang tersebut adalah LE, tanggal cetak 7 Maret 1938.
Apakah cocok? Silahkan lihat di tabel......
Prefix LE seharusnya bertanggal 22 Maret 1938, bukan 7 Maret 1938. Berarti uang tersebut tidak sesuai dengan aturan. Tentu kita bertanya-tanya ada apa gerangan?
Ternyata memang benar, sesudah dijelaskan oleh pemilik bahwa uang tersebut bahu-membahu merupakan 2 uang yang berbeda (akibat kebijakan gunting Sjafruddin) yang direkatkan menjadi satu. Karena keduanya mempunyai tanggal dan prefix yang berbeda maka diubah ke bentuk yang gres yang mendekati angka-angka sebelumnya. Jadilah prefix LE dengan tanggal barunya 7 Maret 1938.
Menarik bukan?
Semoga goresan pena ini bermanfaat bagi kita semua, mohon dukungan teman-teman yang mempunyai prefix antara LS dan LV untuk melengkapi tabel di atas.
Seorang sahabat kolektor melaporkan prefix LS yang bertanggal 5 April 1938, berarti untuk melengkapi tabel di atas hanya diharapkan 3 prefix lagi yaitu LT, LU dan LV.
Jakarta 20 Maret 2012
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Ebay
3. Kintamoney
4. Koleksi teman-teman para kolektor
5. Terima kasih sebesar-besarnya kepada sahabat yang telah mengizinkan gambarnya untuk ditampilkan sehingga kita sanggup berguru bersama.
iklan
0 Response to "Uang kuno Wayang 100 Gulden"
Post a Comment