Menurut sejarah, Bank Indonesia bangun semenjak 1 Juli 1953 dan uang pertama yang dikeluarkan yakni seri kebudayaan, yang ditandatangani oleh gubernurnya yang pertama yaitu Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Gubernur BI pertama (1953-1958)
Tanggal edar seri ini bervariasi dari 2 Juli 1953 (satu hari sehabis BI berdiri) s/d 25 Januari 1955
Rp. 5 dan Rp. 10 diedarkan mulai 2 Juli 1953 dan ditarik 16 Januari 1961
Rp.100 diedarkan mulai 16 Desember 1953 dan ditarik 15 Desember 1961
Rp. 25 diedarkan mulai 8 Juni 1954 dan ditarik 16 januari 1961Rp. 50 diedarkan tanggal 13 Agustus 1954 dan ditarik tanggal 16 Januari 1961
Rp. 1000 diedarkan mulai 23 November 1954 hingga 7 Agustus 1958
Rp. 500 diedarkan terakhir yaitu 25 Januari 1955 hingga 21 September 1959
Tanggal edar yang berbeda-beda mungkin dikarenakan seri ini dicetak oleh percetakan yang berlainan. Tercatat ada 3 percetakan yang ikut berpartisipasi yaitu :
Percetakan Kebajoran NV (pecahan Rp.10 dan Rp.25)
Johan Enschede en Zonen asal Belanda (semua pecahan kecuali Rp.5)
Seri kebudayaan termasuk sangat digemari alasannya mempunyai nominal yang lengkap dari 5 s/d 1000 Rupiah, juga mempunyai gambar yang sangat indah yang mencerminkan kebudayaan Indonesia yang pada ketika itu gres saja merdeka.
Uang Pertama Bank Indonesia
Pecahan 5 Rupiah seri kebudayaan ini merupakan uang pertama yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Bergambar RA kartini di bab muka dan corak tumbuhan di bab belakang. Gambar pada uang ini mempunyai arti yang sangat mendalam:
Bergambar RA kartini di bab muka dan corak tumbuhan di bab belakang. Gambar pada uang ini mempunyai arti yang sangat mendalam:
RA Kartini sebagaimana yang telah kita ketahui yakni seorang pendekar perempuan yang sangat dikagumi, dia menuliskan kumpulan surat2 yang diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1922 berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Dengan terbitnya surat2 Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian Belanda, dan pemikiran2 Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Presiden Sukarno menetapkan Kartini sebagai pendekar nasional pada tanggal 2 Mei 1964 dan menyebabkan hari kelahirannya tanggal 21 April sebagai hari Kartini.
Bagian muka pecahan 5 Rupiah seri kebudayaan
Sedangkan di bab belakang, terdapat gambar dari corak pohon yang ibarat pohon kehidupan yaitu kalpataru. Kata kalpataru berasal dari kata 'kalp' yang berarti ingin atau harapan dan 'taru' yang berarti pohon. Makara kalpataru berarti pohon yang sanggup mengabulkan harapan manusia. Lukisan ini terdapat pada candi-candi mirip pada Borobudur, Pawon, Mendut dan Prambanan.
Bentuk Penggambaran Kalpataru
Berdasarkan mitologi, pohon ini mempunyai ciri antara lain daun-daunnya selalu berwarna hijau, berbunga indah dengan anyir yang semerbak, berbuah penuh dengan banyak sekali ratna mutu manikam, mempunyai ratusan rantai emas dan untaian mutiara yang bergantungan di dahannya. Perhatikan gambar pada uang, diantara dahan-dahannya terdapat untaian mutiara.
Rantaian mutiara pada pohon kehidupan
Selain itu digambarkan juga bahwa di bersahabat pohon terdapat banyak sekali hewan sebagai penjaga terhadap kesucian pohon itu. Perhatikan gambar sepasang ular yang menjaga kesucian pohon.
Kadang di sekeliling pohon juga diberi pagar atau tembok untuk memelihara kesuciannya. Di atas pohon sering pula ditaruh payung yang berfungsi untuk melindungi pohon itu dari terik matahari dan hujan. Walaupun kalpataru digambarkan mempunyai ciri-ciri mirip disebutkan di atas, akan tetapi dalam penggambarannya dalam bentuk relief, tidak semua ciri sanggup ditampakkan. biasanya hanya ciri-ciri yang bersifat konkrit saja yang sanggup digambarkan, contohnya adanya pundi-pundi, pengapit, untaian manik-manik, dan permata, serta hiasan payung.
Kadang-kadang, dalam penggambarannya ini ada salah satu komponen yang dihilangkan ataupun diganti dengan komponen yang lain. Kemungkinan ini terjadi alasannya para seniman mempunyai kebebasan dalam membuatkan kreativitasnya sepanjang tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Cerita di atas hanyalah menjelaskan sebagian kecil saja dari makna yang terkandung di dalam pecahan 5 rupiah seri kebudayaan. Banyak sekali cerita2 lainnya yang kalau dijelaskan dengan panjang lebar tidak akan pernah habis. Siapa yang pertama kali mencetuskan ide, pemilihan gambar, perancang, pelukis dan segudang pertanyaan lainnya. Salah satu pertanyaan yang masih mengganjal di benak para kolektor yakni pertanyaan berikut:
Bila ternyata Bank Indonesia gres bangun di tahun 1953, mengapa seri kebudayaan ini mempunyai tahun tercetak 1952? Padahal berdasarkan catatan sejarah pada tahun tersebut Bank Indonesia belum ada, yang ada yakni De Javasche Bank.
Sebuah pertanyaan yang mungkin akan tetap ada selamanya.
Tulisan ini ditampilkan untuk menggugah rasa keingintahuan kita terhadap uang2 kuno, pelajarilah, telitilah dan cari tahulah ihwal segala sesuatunya sehingga koleksi kita tidak hanya menjadi penghias album. Bila ada saran, kritik dan pertanyaan silahkan hubungi email arifindr@gmail.com
Jakarta 23 Desember 2009
Sumber :
- website Museum Bank Indonesia
- website sastravardhana
- wikipedia
- Jurnal Rupiah
- koleksi pribadi
iklan
0 Response to "Inilah Uang Pertama Bank Indonesia"
Post a Comment