Seorang sahabat mengirimkan gambar uang Rp.1000 (1957) yang telah sobek di sisi kanannya sehingga tidak cukup bernilai untuk dijual. Karena itu, uang ini dijadikan semacam spare part, perhatikan sudut kanan dan kiri bab atas yang sengaja digunting atau dirobek dan dipakai untuk memperbaiki uang-uang lain yang sejenis.
Sekarang kita meningkat ke topik yang sangat menarik yaitu perbaikan pada uang kertas (repair).
Kita sudah melihat bersama perkara wayang 100 Gulden yang tidak terjual pada lelang di China (Hosane) beberapa waktu yang lalu. Ada sahabat yang menyatakan kalau uang tersebut telah dilakukan perbaikan alias repaired. Penjelasan repaired ini tertera di bab belakang uang yang tidak diperlihatkan untuk umum. Salah satu siasat kurang terpuji dalam menjual . Untuk jelasnya saya akan berusaha meminta gambar bab belakang uang tersebut.
Sementara menunggu kiriman gambar dari penyelenggara, kita akan melihat salah satu teladan repair pada uang kertas yang lain. Mari kita bahas bersama.
Perhatikan uang di bawah ini, ORI 100 Rupiah tembakau tanda tangan Hatta. Sepintas tampak tidak ada masalah. Kertas kaku, warna terang, sedikit tropis, kotor berupa bercak kehitaman di tepi kiri atas, lipatan di tengah, sudut kiri bawah dan sedikit sudut kiri atas. Nomor seri sesuai rumus (akan dibahas dilain kesempatan). Kesimpulan sementara uang ini asli, warna dan kertas tampak original tanpa ada gejala pernah dibersihkan. Grade minimal Very Fine. Beberapa sahabat akan menggolongkan Extremely Fine.
ORI 100 tembakau 1948 tt Hatta, kondisi minimal VF
Sekarang kita perhatikan dengan lebih teliti lagi, benarkah uang ini original tanpa ada unsur manipulasi sedikitpun? Perhatian kita pusatkan pada sudut kiri bawah..... ada apakah disana?
Kita perbesar gambar:
Oooppsss! Ada sesuatu yang menarik di bab tersebut!
Kertas sepintas tampak berbeda warna, dan sesudah diteliti dengan lebih seksama perbedaan menjadi semakin nyata. Apalagi bila uang dihadapkan pada cahaya terang.
Bagian sudut tersebut tampak berbeda komposisinya, lebih gelap dibandingkan kawasan sekitarnya. Sepertinya di bab tersebut ada sesuatu masalah. Ada apakah gerangan?
Karena ingin tau mari kita teliti lebih lanjut, kita lihat bagaimana bentuknya bila disinar dengan lampu ultraviolet (UV).
Di bawah lampu UV tampak dengan terperinci kalau bab tersebut bukan merupakan bab orisinil dari uang. Bagian itu merupakan perhiasan alias tambalan yang dikerjakan dengan sangat baik. Selain itu pada bab atas uang terdapat bercak kehitaman memanjang ke bawah sekitar 1 cm. Pada pengamatan semula kita duga kotoran atau bercak kehitaman. Tetapi sesudah diteliti dengan lampu UV dan beling pembesar terlihat bahwa bab tersebut bahu-membahu berupa robekan yang telah ditambal.
Selain itu lipatan bab tengah uang telah dilakukan proses pengutamaan sehingga lipatan menjadi samar. Proses yang sering disebut 'press' ini akan kita bahas dilain kesempatan.
Berdasarkan hasil pengamatan super teliti yang kita lakukan maka kesimpulan dari uang ini adalah:
1. Telah dilakukan proses perbaikan (repaired) di sudut kiri bawah berupa penambalan dengan memakai kertas yang bukan bab dari uang tersebut
2. Telah dilakukan proses perbaikan (repaired) di bab tepi kiri atas berupa pelekatan robekan yang memanjang ke bawah sekitar 1 cm.
3. Telah dilakukan proses pengutamaan (pressed) pada lipatan-lipatan yang ada sehingga samar dan kertas menjadi tampak rapi serta kaku.
Dengan demikian uang ini sudah tidak original sebagaimana kita duga semula, penuh dengan perbaikan berupa tambalan dan lain sebagainya. Tujuan perbaikan ini bahu-membahu cukup baik, uang yang tadinya sobek atau bolong diperbaiki kondisinya sehingga menjadi utuh kembali. Dengan demikian dibutuhkan bisa meningkatkan harga. Tetapi tindakan ini sekaligus juga ada kelemahannya yaitu bila tidak dilakukan dengan baik dan profesional atau dijual kembali tanpa disertai klarifikasi yang lengkap maka akan merugikan si pembeli.
Bagaimana dengan grade semula yang kita duga minimal Very Fine?
Sudah niscaya tidak sesuai lagi bukan? Grade menjadi turun setidaknya 1 tingkat dan supaya fair seharusnya diberikan keterangan repaired dan pressed.
Keterangan yang lengkap dari uang ini seharusnya :
ORI 100 tembakau (1948) tt Hatta, kertas kaku, warna terang, lipat di beberapa bab (tengah, sudut kiri atas dan bawah) yang telah di press. Repaired berupa penambalan pada bab sudut kiri bawah serta tepi kiri atas.
Tetapi bila diberikan keterangan menyerupai di atas, apakah masih ada kolektor yang berminat membelinya? Bukankah perbaikan bertujuan untuk menaikkan harga jual? Jangankan ORI yang relatif lebih gampang ditemukan, wayang 100 gulden yang telah di repair tetap tidak terjual walaupun di obral habis-habisan. Apakah anda akan membeli uang-uang hasil rekayasa tersebut? Sebagian sahabat menyampaikan mengapa tidak? Tetapi sebagian lagi sangat menentang. Tentu saja pilihan terakhir ada di tangan anda, untuk itu mari kita mengadakan pooling.
Tingkatkan ketelitian, berguru dan latih secara terus menerus kemampuan anda. Sedapat mungkin jangan menyampaikan anda tertipu dan mengembalikan barang yang telah anda beli serta telah dibawa pulang kecuali bila ada perjanjian sebelumnya. Lakukan investigasi seksama dihadapan penjual. Saya berusaha untuk tidak pernah mengembalikan barang yang telah saya beli, walaupun kesannya saya tahu kalau barang tersebut telah dimanipulasi. Sebagian sahabat menyampaikan 'tidak apa-apa tertipu hitung-hitung biaya sekolah, bila anda tidak suka, jual saja lagi, biarkan orang lain yang tertipu'
Karena kini uang sekolah sudah semakin mahal maka untuk menghemat silahkan pelajari artikel ini sebaik mungkin dan mulailah melaksanakan investigasi menyeluruh pada uang-uang koleksi anda.
Semoga artikel di atas memperlihatkan pencerahan dan mempunyai kegunaan bagi kita semua.
Cerita wacana repair akan dilanjutkan sesudah gambar belakang wayang 100 Gulden saya terima. Silahkan teman-teman menyidik koleksinya masing-masing, bila ada yang mau menyumbangkan gambar kirim ke email saya.
Jakarta 11 Februari 2012
Pertanyaan dan komentar hubungi arifindr@gmail.com
iklan
0 Response to "Repair Uang Kuno"
Post a Comment