100 Rupiah burung dara mahkota emisi 1984
Kita semua niscaya mengetahui pecahan ini. Selain gampang didapat, harganyapun tidak terlalu mahal. Uang berwarna mayoritas merah dan bergambar burung dara mahkota ini mempunyai pengaman berupa tanda air Garuda Pancasila di bab kanan dan benang pengaman di bab tengah.
Menurut buku Sejarah Bank Indonesia Periode IV: 1983-1997, uang ini diedarkan mulai tanggal 1 Februari 1985 dan ditarik pada tanggal 25 September 1995 untuk diganti dengan seri selanjutnya yaitu Rp.100 bahtera Pinisi emisi 1992.
Dengan harga yang terjangkau dan gampang untuk didapatkan, rasanya semua kolektor pemula niscaya mempunyai uang ini. Tetapi walaupun sudah punya, tidak banyak diantara kita bahkan termasuk yang sudah usang berkecimpung di numismatik menyadari jikalau uang ini sebetulnya mempunyai 2 variasi. Untuk jelasnya mari kita lihat katalog:
1. KUKI
Sejak edisi perdana, KUKI dengan terperinci membagi uang ini menjadi 2 variasi yaitu :
a. Cetak dalam/Engraved
b. Cetak rata /Lithographed
KUKI membagi 2 variasi tanpa ada perbedaan harga
2. Standard Catalog of World Paper Money (Pick)
Katalog Pick membagi uang ini menjadi 3 variasi :
a. Engraved
b. Litho.
c. Specimen
Pick membagi menjadi 3 variasi dengan harga yang berbeda, varian engraved lebih mahal dibandingkan litho.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kedua variasi yang pertama yaitu engraved dan lithographed. Kita tidak membahas variasi ketiga yaitu variasi SPECIMEN yang memang cukup sulit ditemukan.
Variasi ketiga (SPECIMEN) pada katalog Pick
Mari kita lihat perbedaannya :
a. Engraved, dicetak di atas bidang yang berukir (kasar) maka uang akan teraba kasar.
b. Lithographed, dicetak di atas bidang yang rata maka balasannya akan terasa halus.
1. WARNA
Variasi a berwarna lebih merah dibandingkan variasi b
Variasi a (atas) lebih merah dibandingkan variasi b (bawah)
2. PERABAAN
Bila kertas diraba dengan teliti maka pada variasi a akan terasa kasar, terutama di bab tengah sempurna di angka 100 nya. Dan bila diperhatikan dengan baik maka bab tersebut menunjukkan kesan lebih 'timbul'
Untuk jelasnya perhatikan gambar di bawah.
3. Bila uang digosok dengan pensil pada selembar kertas tipis :
Kedua variasi a dan b :
- Tampak tanda air berupa Garuda Pancasila
- Tampak benang pengaman
Variasi a : Tampak angka 100 di bab tengah, sudut kanan bawah dan kiri atas serta gelombang horisontal di margin atas dan margin bawah.
Variasi b : Tidak tampak
Cara ketiga ini ialah cara paling mudah untuk membedakan kedua variasi.
Variasi a (atas) tampak angka 100 dan gelombang horisontal
4. LAMPU UV
Bila anda mempunyai lampu UV maka akan lebih gampang lagi untuk membedakannya, variasi a akan menunjukkan warna yang lebih gelap dibandingkan variasi b. Ingat kedua variasi harus dibandingkan bersama semoga terperinci perbedaannya. Bila hanya satu variasi saja yang disinar lampu UV maka akan sulit menentukannya alasannya ialah tidak ada perbandingan.
Di bawah lampu UV tampak perbedaan warna variasi a (*) dibandingkan variasi b
Variasi a (kiri) menunjukkan warna lebih gelap dibandingkan variasi b
5. NOMOR SERI
Pecahan ini mempunyai penomoran yang unik.
Prefiks terdiri dari 3 karakter dengan karakter kedua sebagai karakter kunci (acuan)
Nomor seri terdiri dari 6 angka dimana angka pertama tercatat hanya terdiri dari 0, 1, 2 dan 3. Saya belum menemukan yang angka pertamanya 4, alasannya ialah itu mohon tunjangan teman-teman apabila menemukan angka pertama lebih dari 3.
Dengan demikian sepertinya penomoran akan menghabiskan prefiksnya terlebih dahulu dari AAA hingga ZZZ gres angkanya meningkat. Mirip menyerupai pecahan 5000 Rupiah emisi 2001 Tuanku Imam Bonjol.
Nomor seri terdiri dari 3 karakter dan 6 angka dimana angka pertama ialah 0, 1, 2 dan 3
Dari uang yang angka pertamanya 3, ternyata prefiks karakter keduanya yang tercatat terbesar ialah F (mohon koreksi bila ada yang lebih besar lagi), sehingga sangat mungkin penomoran angka 3 ini belum hingga Z alias belum selesai. Karena itu kecil kemungkinan akan ada angka pertama 4 atau lebih. Untuk penomoran seri pengganti (X) atau specimen perlu penelitian lebih lanjut.
Nomor seri berawal 3, karakter keduanya gres hingga F
Lalu apa kekerabatan antara nomor seri dengan variasi a dan b?
Ternyata variasi a ditemukan pada seluruh uang yang angka pertamanya 0 dan sebagian yang angka awalnya 1. Sedangkan yang berawalan 2 dan 3 seluruhnya merupakan variasi b.
Angka pertama :
0 = variasi a
1 = sebagian a dan sebagian b (mungkin batasnya di xQx dan xRx)
2 = variasi b
3 = variasi b (tidak habis dipakai)
Berdasarkan keterangan di atas sanggup disimpulkan jikalau variasi a dicetak dengan jumlah yang kurang lebih sama banyak dengan variasi b. Tetapi alasannya ialah variasi a dicetak lebih dulu maka sangat mungkin lebih sedikit yang tersisa sehingga seharusnya harga menjadi sedikit lebih mahal. Tidak heran katalog Pick menunjukkan harga lebih tinggi untuk variasi a.
Untuk membuktikannya mari kita mendata uang-uang milik kita, ada berapa lembarkah uang milik teman-teman yang tergolong :
Variasi a atau variasi b
Kirimkan hasil perhitungan anda ke email aku atau masukkan di shout box. Hasil akan diumumkan semoga kita mengetahui asumsi populasi kedua variasi.
Perhitungan sementara dari banyak kolektor :
Variasi a : 2400
Variasi b : 600
Perbandingan 4 : 1
Siapa menyusul?
Jakarta 21 Januari 2012
Kritik dan saran hubungi arifindr@gmail.com
Sumber :
1. KUKI
2. Pick
3. Sejarah Bank Indonesia Periode IV
4. Koleksi pribadi
iklan
0 Response to "Uang Kuno Variasi Rp.100 (1984)"
Post a Comment