Perancang uang seri wayang yaitu CA Lion Cachet. Beliau seorang seniman populer asal Belanda yang juga merancang uang-uang Gulden Nederlansche Bank. Dalam merancang dan menggambar uang kertas, Lion Cachet niscaya telah meneliti dan menentukan tokoh wayang tertentu yang pantas ditampilkan. Tokoh wayang tersebut dipastikan bukan rekayasa dan harus dikenal oleh lebih banyak didominasi masyarakat pengguna yaitu masyarakat Jawa.
Dalam beberapa kesempatan aku sempat berbincang-bincang dengan kurator museum Bank Indonesia, pak Gatot serta orang-orang renta dari tempat Jawa yang pernah mengalami beredarnya uang ini. Dengan impulsif dan yakin mereka menyebut nama seorang tokoh yang digambarkan dengan sangat mirip dan sangat baik oleh Lion Cachet. Siapakah tokoh yang dimaksud?
Menurut David Irvine (2005: 139), wayang secara garis besar sanggup dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan busana yang dipakainya. Untuk perbedaan lebih lanjut sanggup dilihat dari bentuk karakteristik muka, aksesoris yang dipakai, dan bentuk tangan. Hal-hal tersebut sanggup menjamin bahwa tiap abjad mempunyai ciri khas yang sanggup dikenali dan membuatnya berbeda dengan abjad wayang lainnya.
Karakter tokoh wayang harus dilihat dari ciri-ciri yang ditampilkan :
1. Memakai sanggul ibarat ekor kadal
2. Sanggul menggunakan perhiasan garuda yang menghadap kebelakang
3. Berkulit kehitaman
4. Wajah sedikit mendongak dengan mata jaitan (agak sipit mirip benang jahit) mengambarkan tokoh yang baik, berlawanan dengan mata telengan yang lingkaran besar (mirip kelereng) mirip pada tokoh ksatria atau raksasa
5. Memakai kalung putera atau kalung berbentuk bulan sabit
Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka sanggup dipastikan jikalau tokoh wayang tersebut yaitu : RADEN SAMBA
Gambaran wayang kulit Raden Samba
Foto orisinil wayang orang tahun 1930an yang menggambarkan Raden Samba
Mirip bukan?
Raden Samba atau yang sering disebut sebagai Wisnubrata yaitu seorang tokoh yang digambarkan mempunyai akhlak yang galak, pandai bicara, bersuara nyaring, cerdik, sombong, agak pengecut dan selalu enaknya sendiri. Raden Samba merupakan anak kesayangan Prabu Kresna (Raja Dwarawati) dengan permaisuri Dewi Jembawati dan sewaktu lahir Raden Samba berwujud simpanse sebab ternyata kakeknya Resi Jembawan yaitu seekor kera. Karena itu tidak heran jikalau Samba berkulit kehitaman dengan wajah sedikit monyong (walaupun demikian ia digambarkan mempunyai wajah yang sangat tampan). Dia juga mempunyai banyak saudara dan salah seorang adiknya ada yang kulitnya berbulu dan berekor warisan kakeknya yaitu Gunadewa.
Raden Samba tidak mempunyai kesaktian, mirip mirip potongan yang diwakilinya yang 'hanya' 5 Gulden alias biasa-biasa saja. Tetapi ia sangat pandai berbicara sehingga memikat banyak wanita, mirip juga dengan potongan yang diwakilinya yang banyak digunakan dan dicari kebanyakan orang (ingat potongan 5 Gulden waktu itu nilainya cukup besar bagi orang biasa, apalagi berupa kertas yang lebih gampang disimpan daripada logam sen yang berat).
Menurut dongeng Raden Samba yaitu titisan Dewa Hyang Drema yang beristrikan Dewi Dremi. Mereka saling berjanji untuk berjumpa di dunia sebagai suami isteri. Dewa Hyang Drema menitis menjadi Raden Samba sedangkan Dewi Dremi menjadi Dewi Agnyanawati. Tetapi terjadi kekeliruan besar, Dewi Agnyanawati salah pilih jodoh, entah mengapa ia mengikuti Raden Bomanaraksura sebagai suaminya.
Selanjutnya entah bagaimana kedua sejoli tersebut saling bertemu, sesuai dengan perjanjian yang telah dibentuk maka Raden Samba ingin sekali mempersunting Dewi Agnyanawati tetapi mustahil terjadi sebab si dewi telah dipersunting duluan oleh Raden Boma. Samba nekad, ia berselingkuh dengan si dewi tetapi sayangnya kurang pintar, mereka ketahuan. Maka Samba ditangkap dan tubuhnya dicincang hingga hancur oleh tentara Raden Boma.
Tidak sanggup mendapatkan jikalau putra kesayangannya dicincang oleh Boma maka Prabu Kresna, ayahanda Samba yang sangat sakti berhasil menghidupkan kembali sang anak dan terjadilah pertempuran terhebat yang melebihi perang dunia kedua. Apalagi si Boma mempunyai kekuatan super Pancasonabumi, dimana akan hidup kembali bila jasadnya menyentuh bumi.
Setelah perang hebat yang memakan jutaan jiwa hasilnya Prabu Kresna berhasil membunuh Boma dengan memasang jaring di tubuhnya sehingga jasad Boma tidak menyentuh bumi lagi dan tewas untuk selama-lamanya. Raden Sambapun sanggup hidup berdampingan kembali dengan pujaan hatinya sang Dewi Agnyanawati.
Dari dongeng di atas tampak bahwa Samba yaitu tokoh biasa yang sebab ketampanannya serta keahliannya berbicara disukai banyak wanita, tetapi walaupun tidak mempunyai kesaktian jangan berani-beraninya menghina apalagi membunuh ia sebab dibelakangnya terdapat kekuatan super sang ayah yang bila perlu sanggup menghidupkan kembali sang anak. Terbukti dengan munculnya wajah sang ayah pada potongan yang lebih besar.
Demikian ceritanya dan mengapa Lion Cachet menentukan tokoh ini sebagai wakil dari potongan 5 Gulden sangat mungkin sebab potongan ini ibarat abjad si Samba:
Pecahan 5 Gulden yaitu potongan kecil yang biasa-biasa saja, tidak ada kesaktian tetapi disukai banyak orang. Walaupun hanya potongan kecil, jangan dianggap remeh sebab dibelakangnya ada beking sang ayah (dalam hal ini mungkin De Javasche Bank atau pecahan-pecahan yang lebih besar) yang mempunyai kesaktian luar biasa yang siap membela dan bertempur dengan siapa saja yang mengganggu ketentraman sang putra.
Bagaimana berdasarkan teman-teman?
Ternyata betapa besar makna yang dikandung potongan ini. Bukan hanya gambarnya saja yang indah tetapi pemilihan tokohnyapun tidak sembarangan. Walaupun hanya potongan terkecil tetapi benar-benar merupakan sebuah mahakarya, sanggup dibayangkan bagaimana dengan potongan besarnya.
Karena itu tidak heran uang ini menjadi primadona dan sangat digemari oleh setiap kolektor lokal maupun mancanegara.
Bravo Lion Cachet, bravo numismatik Indonesia.
Jakarta 21 April 2013
Terima kasih kepada pak Gatot serta banyak sekali narasumber lainnya.
Juga terima kasih kepada para sahabat yang telah berpartisipasi dan mengirimkan ratusan email ihwal siapa tokoh wayang pada uang potongan 5 Gulden ini.
Bila ada komentar atau pendapat, silahkan kirim melalui email arifindr@gmail.com
iklan
0 Response to "Uang Kuno Wayang 5 Gulden (Bagian 2)"
Post a Comment