Uang Super Langka (bagian 1)
5 lembar uang kertas tipe essay yang tidak pernah diterbitkan
Dibuat sekitar tahun 1950 untuk menggantikan seri RIS,
Saat itu Bank Indonesia belum terbentuk sehingga nama bank yang digunakan adalah
BANK NEGARA INDONESIA
Set super langka ini terdiri dari 5 pecahan yaitu :
Satu Rupiah berwarna kehijauan dengan tokoh jagoan Tengku Tjik Ditiro
Dua setengah Rupiah berwarna violet dengan tokoh jagoan Teuku Umar
Lima Rupiah berwarna merah dengan tokoh jagoan Tuanku Imam Bonjol
Sepuluh Rupiah yang berwarna biru dengan tokoh jagoan Jendral Sudirman dan
Lima Puluh Rupiah berwarna coklat ungu dengan tokoh jagoan Pangeran Diponegoro
Pecahan satu dan dua setengah tidak mempunyai watermark, bernomor seri 7 angka nol (0), sedangkan pecahan lainnya mempunyai watermark di sisi kiri bergambar Garuda Pancasila dengan nomor seri terdiri dari 6 angka nol. Sisi belakang sudah tercetak lengkap berupa sapasang angka nominal masing2 uang tersebut.
Tidak pernah ada kata lengkap di dunia numismatik, inovasi gres selalu bermunculan setiap saat.
Uang Super Langka (bagian 2)
Sekarang mari kita lihat dan pelajari bersama satu set uang super langka lainnya yaitu seri RIS
Seri RIS yang resmi beredar, ciri-cirinya yaitu :
1. Pecahan yang beredar 5 dan 10 Rupiah
2. Tulisan REPUBLIK INDONESIA SERIKAT di bab atas tengah
3. Bertanggal DJAKARTA 1 DJANUARI 1950 (perhatikan ejaannya)
4. Nomor seri berupa pecahan satu abjad di atas angka diikuti 6 angka (hitam)
5. Ukuran uang 136 x 64 mm
Proof pertama
Pecahan satu Rupiah Jogjakarta 25 Maret 1947, hanya tercetak satu sisi (depan) yang ditempel pada selembar kertas karton. Berwarna hijau kehitaman dengan nomor seri AB 00000 berwarna merah.
Perhatikan perbedaan dengan versi beredar :
1. Pecahannya satu Rupiah (yang beredar 5 dan 10 Rupiah)
2. Bukan RIS tetapi Republik Indonesia
3. JOGJAKARTA 25 MARET 1947, bukan DJAKARTA,
ejaannya juga aneh, tidak mirip yang digunakan pada masanya yaitu DJOGJAKARTA
4. Nomor seri merah
5. Beberapa perubahan kecil pada gambar misalnya sepasang pilar di kiri-kanan uang yang dihapus
Kesimpulan : uang ini dirancang jauh sebelum RIS terbentuk, yaitu sewaktu ibu kota kita masih di Jogjakarta, alasannya yaitu bentuknya mirip dengan versi beredar maka sangat mungkin proof ini juga rancangan TDLR. Ejaan yang dipergunakan tidak sesuai dengan masanya sehingga keaslian uang ini sempat dipertanyakan. Tetapi selain ejaan, uang ini hampir tidak mempunyai kelemahan lain sehingga rasanya tidak pantas bila dikategorikan palsu. Apalagi problem ejaan juga muncul pada uang-uang proof dan essay specimen lainnya.
Proof kedua
Bentuk uang ini sangat mirip dengan versi beredar, sepang pilar di kiri-kanan uang sudah dibuang. Demikian juga sisi belakangnya yang bergambar pemandangan sudah tercetak sempurna. Yang menarik tanggal tertera yaitu JAKARTA SATRE JANUAN 1950
Apakah kesalahan ejaan tersebut disengaja alasannya yaitu uang ini masih berupa proof atau tidak disengaja sehingga pecahan ini batal diterbitkan? Kesalahan serupa terjadi lagi pada uang proof ketiga di bawah.
Proof ketiga
Tidak ada perbedaan mencolok dibandingkan proof kedua hanya angka satu di bab kiri diganti dengan gambar siluet Sukarno serta tanggal pencetak JAKARTA SATRE JANUAN 1950 digeser ke tengah. Masalah ejaan yang tidak benar terjadi pada ketiga uang di atas, sehingga seolah-olah memang sengaja dibentuk demikian.
Proof keempat
Bentuk yang unik dan tidak pernah terlihat
Pecahan 50 Rupiah DJAKARTA 1 DJANUARI 1950 REPUBLIK INDONESIA SERIKAT
Uang berukuran 143 mm x 73 mm ini tercetak terpisah sisi depan dan belakangnya (bagian belakang bergambar istana). Berwarna kecoklatan dengan nomor seri satu abjad 6 angka. Uang ini tidak mempunyai problem ejaan lagi, bahkan sudah ditandatangai oleh menteri keuangan
Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara.
Mengapa uang yang telah tercetak tepat ini tidak jadi diterbitkan?
Apakah alasannya yaitu pecahannya terlalu besar? Atau alasannya yaitu keberadaan Republik Indonesia Serikat yang terlalu singkat sehingga uang ini tidak sempat diedarkan?
Proof-proof di atas melengkapi essay specimen dari masa yang sama yaitu REPUBLIK INDONESIA Jogjakarta 1 September 1948 dan REPUBLIK INDONESIA SERIKAT 21 Desember 1949 yang telah berkali-kali muncul di lelang
Republik Indonesia 5, 10, 25, 50 dan 100 Rupiah Jogjakarta 1 September 1948
Republik Indonesia Serikat 5, 10, 25, 50 dan 100 Rupiah 21 Desember 1949
Dunia numismatik benar-benar mirip lautan yang maha dalam,
semakin diselami semakin menantang dan semakin banyak hal aneh yang ditemukan.
Uang Super Langka (bagian 3)
Apakah alasannya yaitu pecahannya terlalu besar? Atau alasannya yaitu keberadaan Republik Indonesia Serikat yang terlalu singkat sehingga uang ini tidak sempat diedarkan?
Proof-proof di atas melengkapi essay specimen dari masa yang sama yaitu REPUBLIK INDONESIA Jogjakarta 1 September 1948 dan REPUBLIK INDONESIA SERIKAT 21 Desember 1949 yang telah berkali-kali muncul di lelang
Republik Indonesia 5, 10, 25, 50 dan 100 Rupiah Jogjakarta 1 September 1948
Republik Indonesia Serikat 5, 10, 25, 50 dan 100 Rupiah 21 Desember 1949
Dunia numismatik benar-benar mirip lautan yang maha dalam,
semakin diselami semakin menantang dan semakin banyak hal aneh yang ditemukan.
Uang Super Langka (bagian 3)
Kembali aku tampilkan set uang super langka lainnya, kali ini bergambar presiden pertama kita Sukarno. Ada 4 pecahan dengan 2 disain wajah yang berbeda dan menghadap ke sisi berlawanan. Pertama menghadap ke sisi kiri uang, tampak lebih gemuk dan lebih bau tanah sedangkan disain yang kedua menghadap ke kanan, lebih kurus dan juga tampak lebih muda. Sebenarnya gambar pertama yang lebih ibarat aslinya tetapi gambar ini ditolak dan justru gambar kedua yang digunakan untuk seri tahun 1960.
Keempat pecahan ini semuanya tanpa tahun dan mempunyai disain dasar yang mirip yaitu berupa bingkai tebal yang mengelilingi keempat sisi uang, angka nominal terletak di sudut kiri bawah dan kanan atas serta lambang negara Burung Garuda yang terletak di sisi kanan. Di bab tengah terdapat gambar bangunan yang masih ada hingga sekarang, dapatkah anda menebaknya?
Dan terakhir perhatikan nama bank sirkulasinya yaitu BANK NEGARA INDONESIA. Berdasarkan hal tersebut maka sanggup diduga jikalau uang ini dirancang sebelum BANK INDONESIA berdiri yaitu sekitar tahun 1950-1952. Untuk jelasnya mari kita amati dan pelajari uang2 tersebut. Selamat menikmati....
Pecahan 1 Rupiah tanpa tahun (1950-52) berwarna mayoritas hijau
Bagian belakang bergambar wanita sedang memanen beras dengan nomor seri A 00000
Pecahan 5 Rupiah (1950-52) berwarna coklat bau tanah dengan gambar Sukarno yang lebih muda dan gagah. Ada yang aneh pada uang ini, perhatikan gambar bangunan di bab tengah tampaknya sangat mirip dengan Gelora Bung Karno (Istora Senayan). Padahal bangunan tersebut gres mulai dibangun tahun 1958. Apakah hal ini menerangkan bahwa pada tahun 1950 rancangan gelanggang oleh raga tersebut sudah sedemikian matang sehingga walaupun belum berdiri tetapi sudah digunakan pada uang.
Pecahan 10 Rupiah Bank Negara Indonesia juga tanpa tahun. Berwarna mayoritas violet.
Bagian belakang bergambar mirip dengan seri pekerja pecahan 50 Rupiah yaitu wanita yang sedang menenun. Uang ini sudah mempunyai nomor seri di bab belakang yaitu A 00000
Pecahan terbesar yaitu 50 Rupiah, berwarna mayoritas coklat muda dengan gambar istana Merdeka di bab tengah. Uang ini telah tercetak tepat walaupun hanya terdiri dari satu sisi saja.
Salah satu rancangan uang yang mirip telah dilelang belum usang ini oleh balai lelang dari Inggris, perhatikan nama banknya sudah menjadi BANK INDONESIA dengan gambar Sukarno yang jauh lebih gemuk, kurang berwibawa dan pandangan matanya yang melihat ke arah atas.
Rasanya masuk akal jikalau rancangan uang ini tidak diterima
50 Rupiah essay tanpa tahun (diduga awal 1960an)
Terjual di SPINK auction sebesar 1200 Pound atau sekitar Rp.25 juta sesudah fee
Uang Super Langka (bagian 4)
Uang Super Langka (bagian 4)
Bosan dengan yang itu-itu saja? Kali ini aku tampilkan sekelompok uang super langka yang masih berbentuk artist drawing. Uang-uang super langka ini bergambar presiden pertama kita Sukarno dan dibentuk pada tanggal 1 Djanuari 1960. Bentuknya sudah mirip dengan versi beredar tetapi tentunya dengan perubahan dan perbaikan yang cukup banyak. Mari kita bandingkan bersama :
Pecahan 5 Rupiah
Pecahan 5 Rupiah 1 Djanuari 1960
Bagian depan bergambar Sukarno, mirip dengan versi beredar tetapi dengan latar belakang pohon yang berbeda. Pada uang ini bergambar pohon yang mirip dengan pohon pala sedangkan versi beredar menampilkan pohon bambu. Bambu dipilih mungkin alasannya yaitu melambangkan panjang umur.
Bagian belakang bergambar penari yang walaupun lebih gemuk tetapi sangat mirip dengan versi beredarnya. Demikian juga dengan patung Hanoman pada sisi kiri uang.
Perhatikan penandatangan uang yaitu Mr.Lukman Hakim-TRB Sabaroedin (sama dengan seri bunga)
Mari bandingkan dengan versi beredarnya.
Karena kemiripannya yang cukup banyak maka versi tersebut sanggup digolongkan sebagai proof.
Pecahan 10 Rupiah
Bagian depan masih bergambar Sukarno dengan latar belakang bergambar seekor burung (cendrawasih?) dengan beberapa helai dedaunan. Warna uang yang coklat muda sangat mirip dengan versi beredarnya.
Bagian belakang bergambar 2 penari, salah satunya sedang bercermin membetulkan riasannya. Perhatikan penandatangan uang serta tanggal terletak di sisi belakang.
Perhatikan perbedaannya dengan versi beredar
Warna warni termasuk pada baju penari di bab belakang uang dihilangkan
mungkin untuk menghemat tinta
Pecahan 25 Rupiah
Kecuali warna tidak banyak perubahan yang terjadi
Bandingkan dengan versi beredarnya
Versi beredar pecahan 25 Rupiah
Pecahan 50 Rupiah
Demikian juga dengan pecahan 50 nya selain warna dan gambar wayang kulit yang dihilangkan, tidak banyak perubahan yang terjadi. Penandatangan dan tanggal masih terletak di bab belakang.
Pecahan 100 Rupiah
Kalau yang ini boleh dibilang super mirip
Dari gambar-gambar di atas sanggup dilihat bahwa tidak gampang untuk merancang gambar suatu uang. Butuh proses sangat panjang mulai dari sketsa, gambar tangan, separasi warna hingga dicetak. Selama proses tersebut tentu sangat banyak yang tidak disetujui dan hanya berakhir di lemari arsip. Kita beruntung ada teman kolektor yang bermurah hati mau menyumbangkan sebagian gambar dari proses-proses tersebut.
Masih banyak lagi uang-uang super langka yang bahwasanya sudah aku persiapkan, diantaranya seri bunga termasuk separasi warna dan essay pecahan 2500 Rupiah yang ditempel di karton tebal, separasi warna, proses cetak dan proof seri hewan tetapi tidak ada gambar binatangnya, rancangan seri Sukarno 2500 dan 5000 serta artist drawing seri Diponegoro unissued. Ada juga beberapa uang modern mirip rancangan awal 500 Rupiah tahun 1992 yang bergambar rumah budpekerti tetapi tidak disetujui sehingga diganti gambar orangutan. Gambar-gambar tersebut alasannya yaitu satu dan lain hal penampilannya belum disetujui oleh pemilik sehingga untuk sementara ditunda.
Walau demikian kita sudah sangat bahagia dan sangat berterimakasih sanggup melihat cukup banyak gambar-gambar uang super langka tersebut. Bravo numismatik Indonesia
Bila anda punya saran atau kritik silahkan hubungi email arifindr@gmail.com
iklan
0 Response to "Uang Super Langka kuno yang paling dicari kolektor"
Post a Comment