Kita semua tentu mengenal uang yang satu ini : De Javasche Bank 25 Gulden seri wayang.
Mari kita kupas lebih dalam lagi uang yang sangat indah ini.
Variasi tanda tangan
1. Praasterink - GG van Buttingha Wichers
(14-12-1934 sd 13-2-1935)
2. JC van Waveren - GG van Buttingha Wichers
(17-10-1938 sd 30-6-1939)
3. RE Smits - GG van Buttingha Wichers
(1-7-1939 sd 4-7-1939)
Dari data di atas sanggup dilihat bahwa variasi tanda tangan ketiga (Smits) merupakan yang terlangka dengan hanya 3 tanggal cetak saja, masing-masing tanggal 1-7-1939 (IW), 3-7-1939 (IX) dan 4-7-1939 (IY). Tanggal 2-7-1939 tidak ada alasannya yaitu jatuh pada hari Minggu. Tidak heran variasi ini sulit ditemukan dan bernilai jauh lebih tinggi dibandingkan kedua variasi lainnya.
Tanda air
Tidak ibarat tanda air pecahan lainnya, pecahan ini yaitu satu-satunya yang mempunyai tanda air berbeda. KUKI menyebutkannya sebagai garis berliku-liku sedang Pick menyebutnya zigzag lines.
Mari kita kupas lebih dalam lagi uang yang sangat indah ini.
Variasi tanda tangan
1. Praasterink - GG van Buttingha Wichers
(14-12-1934 sd 13-2-1935)
2. JC van Waveren - GG van Buttingha Wichers
(17-10-1938 sd 30-6-1939)
3. RE Smits - GG van Buttingha Wichers
(1-7-1939 sd 4-7-1939)
Dari data di atas sanggup dilihat bahwa variasi tanda tangan ketiga (Smits) merupakan yang terlangka dengan hanya 3 tanggal cetak saja, masing-masing tanggal 1-7-1939 (IW), 3-7-1939 (IX) dan 4-7-1939 (IY). Tanggal 2-7-1939 tidak ada alasannya yaitu jatuh pada hari Minggu. Tidak heran variasi ini sulit ditemukan dan bernilai jauh lebih tinggi dibandingkan kedua variasi lainnya.
Tanda air
Tidak ibarat tanda air pecahan lainnya, pecahan ini yaitu satu-satunya yang mempunyai tanda air berbeda. KUKI menyebutkannya sebagai garis berliku-liku sedang Pick menyebutnya zigzag lines.
Tanda air yang sangat indah dan rumit berupa garis zigzag yang terputus di bab tengah
Tidak ada pecahan lain yang mempunyai tanda air serupa
Tidak ada pecahan lain yang mempunyai tanda air serupa
Masa edar
Uang ini diedarkan final 1934 untuk menggantikan seri JP Coen II, sempat menjadi korban kebijakan gunting Sjafruddin 19 Maret 1950 dan digantikan seri Federal 1946 (pecahan 5 Gulden coklat, 10 Gulden ungu, 25 Gulden hijau) serta seri Federal 1948 (1/2, 1 dan 2-1/2 Gulden).
Nomor seri
Semua uang seri wayang terdiri dari 2 karakter 5 angka dimana angka pertama selalu nol (0). Tidak pernah ditemukan seri pengganti yang diduga angka pertamanya yaitu 1. Tahun cetak yang ditemukan yaitu 1934 (menurut Pick), 1935, 1938 dan 1939. Belum ditemukan tahun cetak 1936 dan 1937. Seperti pecahan lain yang lebih besar, setiap satu tanggal hanya dicetak satu prefix. Perhatikan teladan di bawah :
Satu tanggal hanya mencetak satu prefix, kecuali hari Minggu atau libur
Huruf Q tidak dipergunakan.
Mohon dukungan teman-teman yang mempunyai prefix sebelum DN (tahun 1934)
Populasi
Prefix awal pecahan ini dimulai dari karakter D sedangkan karakter keduanya masih belum bisa dipastikan, dilanjutkan dengan E, F, G, H dan ditutup dengan IY. Dari 6 prefix tersebut (D sd I) yang bila diasumsikan karakter kedua terpakai semua dari A sd Z kecuali Q dan masing-masing dicetak penuh sesuai nomor serinya sebanyak 9999 lembar maka total terdapat 6 x 25 x 9999 atau sekitar 1,5 juta lembar. Cukup banyak? Bila dibandingkan dengan pecahan 50 Gulden yang terdiri dari 44 prefix (sekitar 440.000 lembar) maka jumlah pecahan ini kurang lebih 3,4 kali lipat lebih banyak.
Pelukis
Semua uang seri wayang dirancang oleh Mr. Carel Adolph Lion Cachet, seorang seniman senior asal Belanda. Dari data paling awal yang berhasil ditemukan yaitu berupa versi artist drawing, terlihat bahwa uang ini rancangannya mulai dikerjakan pada awal 1932.
Artist drawing seri wayang pecahan 25 Gulden yang sangat langka
Tanggal tertera 29-1-32
Variasi
Ada beberapa variasi yang berhasil ditemukan yaitu :
1. Artist drawing ibarat yang terlihat pada gambar di atas (mungkin hanya ada satu lembar saja)
2. Proof bernomor seri WW12345-WW67890. Terdapat beberapa jenis yang berbeda warna.
Dua teladan proof beda warna, hijau dan coklat
3. SPECIMEN nomor jalan tipe 1.
Sangat langka dan bernilai tinggi. Populasi hanya bisa dihitung dengan jari. Perhatikan stempel SPECIMEN yang berbeda dibandingkan jenis lainnya
Sangat langka dan bernilai tinggi. Populasi hanya bisa dihitung dengan jari. Perhatikan stempel SPECIMEN yang berbeda dibandingkan jenis lainnya
4. SPECIMEN nomor jalan tipe 2 yang juga cukup sulit ditemukan
5. SPECIMEN AA12345-AA67890. Bertanggal fiktif 32-9-63, berperforasi 43 5 68 dan mempunyai stempel SPECIMEN berwarna merah menyala yang melintang di kedua sisi. Populasi diperkirakan belasan-puluhan lembar.
Versi SPECIMEN bernomor seri AA12345-AA67890
6. Variasi beredar yang terdiri dari 3 tanda tangan ibarat telah dijelaskan di atas.
Gambar tokoh
Pada bab depan uang terdapat gambar sepasang tokoh pewayangan yang saling berhadapan, pria di sisi kiri dan wanita di sisi kanan.
Tokoh pewayangan pria mempunyai ciri :
Gagah dan berwibawa
Memakai mahkota
Perhatikan tokoh laki-lakinya, tampak rapi, gagah, berwibawa dan yang terpenting dikepalanya mengenakan sebuah mahkota yang menjulang tinggi. Dari ciri-ciri tersebut sanggup dipastikan jikalau tokoh yang dimaksud pastilah seorang raja. Apalagi sesudah saya menemukan gambar mahkota yang serupa dengan yang dikenakan sang tokoh. Mahkota tersebut disimpan di museum Radya Pustaka di Surakarta. Dari keterangan yang ada di museum, dijelaskan bahwa mahkota tersebut digunakan oleh seorang raja yang sangat berkuasa dan populer dalam dunia pewayangan yaitu : Prabu Kresna.
Tokoh Kresna telah usang dikenal dalam dongeng rakyat di India, kemudian tiba ke Indonesia dan dikembangkan melalui sastra Jawa kuno. Diceritakan jikalau Kresna sebetulnya yaitu titisan Dewa Wisnu yang kedelapan kalinya sehingga Kresna juga mempunyai sifat-sifat ilahi yang kamanusan yaitu adil dan bijaksana. Selain itu Kresna juga mempunyai kesaktian yang luar biasa, ia antara lain mempunyai mustika Kembang Wijayakusuma yang bisa menyembuhkan dan menghidupkan orang mati, Gambar Lopian untuk meneropong bencana yang sudah, sedang dan yang akan terjadi serta Cakra Ujaksana untuk membasmi musuh yang mengacaukan negara.
Menurut cerita, dengan kesaktiannya Kresna sanggup mengalahkan raja negara Dwarawati yaitu Prabu Jenggala Manik sehingga ia menjadi raja negara tersebut dan bergelar Prabu Kresna. Semasa menjadi raja, selain sebagai pemimpin yang unik dan berkharisma, Prabu Kresna juga merupakan seorang politisi ulung. Dia yang mengembalikan semangat Arjuna dalam pertempuran Baratayuda, ia menjadi kusir kereta perang Arjuna dan maju perang bersama-sama.
Kresna mempunyai beberapa istri diantaranya yaitu Dewi Jembarwati (istri pertama), Dewi Rukmini, Dewi Setyaboma dan istrinya yang terakhir Dewi Pertiwi. Dari semua istri-istrinya ada 2 yang menonjol yaitu Dewi Jembarwati dan Dewi Pertiwi. Dari Dewi Jembarwati mereka mempunyai anak berjulukan Samba yang tampan dan sangat disayang serta dimanja oleh Prabu Kresna. Walaupun wajah anaknya ini dijadikan gambar pada seri wayang pecahan 5 Gulden tapi Samba tidak mempunyai kesaktian apapun dan masa depannyapun suram.
Sedangkan dari Dewi Pertiwi mereka mempunyai anak pria berjulukan Bambang Sitija yang nantinya menjadi raja negara Surateleng bergelar Prabu Bomanarakasura serta anak wanita Dewi Siti Sundari yang nantinya menjadi istri Abimayu putra dari Arjuna. Selain itu Dewi Pertiwi ternyata yaitu titisan ilahi juga sehingga mempunyai sifat keadilan, welas kasih dan kebijaksanaan.
Berdasarkan hal di atas, apalagi ditambah keyakinan bahwa (umumnya) istri termuda yaitu istri kesayangan maka para pemerhati wayang beranggapan jikalau pasangan Prabu Kresna pada pecahan ini yaitu Dewi Pertiwi.
Prabu Kresna
Berkulit gelap, gagah berwibawa dan mengenakan mahkota
Tokoh Kresna telah usang dikenal dalam dongeng rakyat di India, kemudian tiba ke Indonesia dan dikembangkan melalui sastra Jawa kuno. Diceritakan jikalau Kresna sebetulnya yaitu titisan Dewa Wisnu yang kedelapan kalinya sehingga Kresna juga mempunyai sifat-sifat ilahi yang kamanusan yaitu adil dan bijaksana. Selain itu Kresna juga mempunyai kesaktian yang luar biasa, ia antara lain mempunyai mustika Kembang Wijayakusuma yang bisa menyembuhkan dan menghidupkan orang mati, Gambar Lopian untuk meneropong bencana yang sudah, sedang dan yang akan terjadi serta Cakra Ujaksana untuk membasmi musuh yang mengacaukan negara.
Menurut cerita, dengan kesaktiannya Kresna sanggup mengalahkan raja negara Dwarawati yaitu Prabu Jenggala Manik sehingga ia menjadi raja negara tersebut dan bergelar Prabu Kresna. Semasa menjadi raja, selain sebagai pemimpin yang unik dan berkharisma, Prabu Kresna juga merupakan seorang politisi ulung. Dia yang mengembalikan semangat Arjuna dalam pertempuran Baratayuda, ia menjadi kusir kereta perang Arjuna dan maju perang bersama-sama.
Kresna mempunyai beberapa istri diantaranya yaitu Dewi Jembarwati (istri pertama), Dewi Rukmini, Dewi Setyaboma dan istrinya yang terakhir Dewi Pertiwi. Dari semua istri-istrinya ada 2 yang menonjol yaitu Dewi Jembarwati dan Dewi Pertiwi. Dari Dewi Jembarwati mereka mempunyai anak berjulukan Samba yang tampan dan sangat disayang serta dimanja oleh Prabu Kresna. Walaupun wajah anaknya ini dijadikan gambar pada seri wayang pecahan 5 Gulden tapi Samba tidak mempunyai kesaktian apapun dan masa depannyapun suram.
Sedangkan dari Dewi Pertiwi mereka mempunyai anak pria berjulukan Bambang Sitija yang nantinya menjadi raja negara Surateleng bergelar Prabu Bomanarakasura serta anak wanita Dewi Siti Sundari yang nantinya menjadi istri Abimayu putra dari Arjuna. Selain itu Dewi Pertiwi ternyata yaitu titisan ilahi juga sehingga mempunyai sifat keadilan, welas kasih dan kebijaksanaan.
Berdasarkan hal di atas, apalagi ditambah keyakinan bahwa (umumnya) istri termuda yaitu istri kesayangan maka para pemerhati wayang beranggapan jikalau pasangan Prabu Kresna pada pecahan ini yaitu Dewi Pertiwi.
Prabu Kresna (falling in love) dengan Dewi Pertiwi
Perancang dan pelukis uang ini sangat mengagumi Prabu Kresna. Dia menampilkan sosok Kresna dari banyak sekali posisi pada 3 pecahan seri wayang yaitu 25 Gulden (dari sisi kanan depan), 100 Gulden (dari sisi samping kiri) dan 1000 Gulden (dari depan).
Prabu Kresna pada pecahan 25, 100 dan 1000 Gulden
Mengapa Kresna yang dijadikan idola oleh Lion Cachet? Bahkan hingga tiga kali muncul termasuk pada pecahan tertinggi 1000 Gulden. Mungkin alasannya yaitu Kresna yaitu seorang raja, seorang tokoh pendukung dan pelindung (pengayom), tokoh yang mempunyai sifat benar, utama, dan adil. Ia pun juga sebagai tokoh penjaga dan pemelihara alam semesta dan telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di kawasan Jawa. Tokoh Kresna mengalami "hidup" yang cukup lama, baik dalam karya sastra Jawa Kuno rnaupun Jawa Baru.
Pada kelompok masyarakat darah biru yang mewakili penguasa, tokoh Kresna tampil sebagai dewanya raja (raja binathara = raja yang mempunyai sifat ibarat dewa) bersifat benar, utama, adil, dan melindungi (mengayomi).Sedang di dalam kelompok masyarakat biasa, Kresna tampil sebagai pendeta raja (raja pinandhita = raja yang mempunyai sifat pendeta), bersifat arif wicaksana. Karena itu Kresna yaitu tokoh yang bisa diterima dan masuk pada banyak sekali tingkatan masyarakat, tidak heran Lion Cachet menampilkan sosoknya pada pecahan kecil (25 Gulden), sedang (100 Gulden) dan besar (1000 Gulden) sebagai wakil dari banyak sekali kelompok masyarakat yang berbeda.
Pada pecahan 25 Gulden Prabu Kresna dipasangkan dengan isterinya Dewi Pertiwi, kemudian pada pecahan 100 Gulden duduk berhadapan dengan seorang tokoh istimewa. Dan terakhir pada pecahan 1000 Gulden Prabu Kresna kembali dipasangkan dengan seseorang tokoh super mahir juga. Siapakah mereka sehingga pantas duduk berhadapan dengan sang raja?
Rupanya dongeng masih akan berlanjut.............
Rupanya dongeng masih akan berlanjut.............
Semoga artikel di atas bisa membuka wawasan kita bersama dan tentunya lebih memperdalam kecintaan kita terhadap . Saya menunggu saran dan kritik dari teman-teman semua....
Jakarta final tahun 2013
Terima kasih untuk pak Gatot, pecinta wayang sekaligus kurator museum Bank Indonesia
iklan
0 Response to "Uang Koin Kuno Wayang 25 Gulden"
Post a Comment